Seorang anak yang mulai belajar berlari bermain dengan riangnya. Entah
bagaimana, tiba-tiba langkahnya terhenti. Kemudian ia menangis keras
sambil memijat- mijat kakinya. Ibunya terperanjat melihat kejadian itu,
dan mengira anaknya mendapat cedera sewaktu berlari.
Lalu malamnya si anak demam dengan panas yang tinggi. Beberapa hari
kemudian, terjadi peristiwa tragis yang menyayat hati. Rupanya si anak
mengalami kelumpuhan total pada kedua kakinya.
Lantas, apa sebenarnya yang terjadi?
Sesungguhnya secara ilmu kedokteran kejadian
tersebut merupakan kasus-kasus yang sering dijumpai. Penyakit demikian
disebut Polio. Penyebab utamanya adalah virus Polio. Dan sering
menyerang anak berusia kurang dari 3 tahun dan disebut Infantile
Paralysis. Ada juga yang menyebutkannya Heine Meidin, sesuai dengan
nama penemu penyakit ini.
Menghindari, mengantisipasi Penyakit Polio
Secara
garis besar, ada dua macam, zat anti yang dimiliki virus Polio
menyerang mangsanya. Pertama, virus yang memiliki daya infeksi tinggi.
Virus ini bersifat tak tahan terhadap panas. Termasuk mudah mati bila
dijemur diterik matahari. Kedua, virus yang mempunyai daya tahan
terhadap pemanasan.
Sedang penularannya sering melalui secara
langsung masuk lewat mulut (droplet infection peroral). Sedang tak
langsung menelan makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi/tercemar virus tersebut. Sedang mekanis, yaitu melalui
lalat, lipas atau serangga lain yang hinggap ditinja penderita Polio
sehingga virusnya dapat melalui mulut. Sedangkan penularan yang paling
gampang lewat tinja.
Oleh karena itu, justru di sinilah peran
ibu rumah tangga sangat diperlukan perhatiannya untuk membersihkan
lingkungan rumah, setiap sudut tempat serangga bermukim serta menjaga
sanitasi agar tetap terjaga.
Gejala klinis menunjukkan kelainan
dalam tubuh, seperti bermacam-macam gangguan yang menyerang saraf,
jantung, alat pernapasan. Biasanya ditemukan gejala: demam dengan berak
berdarah, demam dengan kejang-kejang, dan demam dengan lemas seluruh
tubuh.
Terkadang virus Polio me nyerang saraf yang penyebar
annya lewat peredaran darah (hematogen), saraf (neurogen), pembedahan
tonsil (tonsilektomi) atau bisa juga melalui bekas tercabutnya gigi.
Sedang masa perkembangannya untuk menimbulkan kelainan dalam tubuh penderita, makan waktu 1- 2 minggu. Terkadang 5 - 6 minggu.
Infeksi
yang ditemukan bisa berupa Inapparent infec tion. Ditandai mulainya
masa tunas. Penderita tidak menunjukkan tanda-tanda klinis. Minor
illness (polio abortive). Ditandai demam dengan berak berlebihan
(diare), sakit kepala, mual, muntah dan lesu. Dapat sembuh spontan
beberapa hari kemudian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar